Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

Minahasa Membara, Semilir Hangat Bulan Madu Mendayung Nikmat

Cinta Terlarang Mama Muda Minahasa 




Pandangan Angela lekat dimata Baju terjalin bagai benang-benang sutra tipis tidak kasat mata, membentuk berlembar-lembar hamparan rasa rindu yang membuat keduanya merasa sangat-sangat dekat luar dalam, berujud maupun semu, lahir dan batin.
"I love you, Bang...," ucap Angela manja menggoda. Rasa bahagia membuat air matanya tertumpah mesra.

Jemari Bayu membelai mesra pipi Angela yang bagai batu pualam licin oleh air mata meski tanpa pupur.

"Apapun kenyataan pahit dimasa depan, kamu tidak akan kembali ke masa lalu 'kan?"

Bayu memaku, membiarkan istrinya memeluk hangat lagi kuat. Membiarkan wanita minahasa itu mulai menyusuri leher, dagu dan juga hidung.


"Aku berjanji seumur hidupku, hanya Bang Bayu suamiku. Bang Bayu memang bukan yang pertama, tapi akan menjadi yang terakhir dalam hidupku," bisik Angela ditelinga suaminya. Air matanya terus mengalir bagai sepasang jerami bening di hutan pagi hari.


"Sekalipun Abang meninggal dunia duluan. Sementara kamu masih muda, apa menikah lagi?"




  


Bayu melemparkan pertanyaan untuk mengetahui jawaban sebing apa hati Angela. Keduanya membiarkan hanyut semakin dalam.


"Iya. Lagi pula aku sudah lebih dari puas merasakan banyak pria. Berbagai jenis pisang rasanya sama saja. Tapi cintaku ke Bang Bayu itu dari hatiku yang terdalam. Aku saat ini sudah tidak lagi punya hati. Karena hatiku untuk Abang. Jadi tidak ada alasan untuk aku menikah lagi."


"Ooh begitu, percaya gak ya?"
"Kalo tidak percaya buka saja semuanya," balas Angela memberikan lampu hijau. Bayu segera menuruti perintah bidadarinya.


Bukan tentang tidak percaya. Bayu hanya dhantui rasa khawatir, apa yang akan dilakukan Angela saat bertemu Eva dan Alena?


"Aisss..., ada-ada aja. Emm... iya gitu, Angela?"


"Abang tidak lagi percaya padaku, buat apa aku hidup?" Balik tanya Angela dengan deraian air mata. Sorot mata itu bagaikan telaga luas di mana air berlimpah ruah membanjiri bumi.


"Iya.... percaya ma manusia itu tidak boleh. Percaya ya hanya ma Tuhan Yang Maha Esa."


"Abang nyebelin banget. Aku gigit tau rasa."


Angela mendorong Bayu terlentang di atas atas kasur. Ia membuktikan kata-katanya. Tentu saja bukan menggigit sampai putus, bisa cilaka. Hanya sebuah gigitan yang bisa melayang, dibawah sana.


"Geli..., geli sekali rasanya. Rasanya tidak masuk akal, sulit dijelaskan dengan kata-kata. Kenapa ada wanita bodoh mencintaiku seorang pria brengsek begitu dalam."


Angela seakan menutup telinganya, membiarkan keluar-masuk begitu saja. Baginya menjadi istri Bayu hanya ada rasa syukur yang berlimpah. Ia merem-melek


.....



...... ❤ ...